Malam ini saya sangat bahagia, bahagia karena program Video Live Streaming Haul Gus Dur ke-6 berjalan lancar dan sukses, kemudian bahagia karena bisa membaca mulakhkhas atau Abstrak dari Disertasi calon Doktor salah seorang kader NU di Universitas Al-Azhar Kairo. Judulnya adalah sebagai berikut: "Al-Janibu al-Insaniyyu fi al-Khithaabi al-Kalaami Inda al-Asyaa'irah: Diraasatan Mu'aashiratan li Hujiyati 'Aqiidati Ahli Sunnai wa al-Jamaa'ati. "Aspek Humanis Dalam Diskursus Ilmu Kalam Menurut Perspektif Asy'ariyan: Studi Kontemporer Atas Keabsahan Akidah Ahlusunnah Wal Jama'ah."
Judul dan isinya saya rasa menarik. Salah satu daya tariknya adalah bahwa kajian terhadap hujjah kaum Asy'ariyan (kaum Asy'ari) selama ini dipahami sebagai sebuah diskursus yang hanya menyangkut pada wilayah teologis dan cenderung menegasikan aspek kemanusian, kemudian dikritisi secara serius oleh penulis. Kemudian penulis mencoba untuk menyentuh pemahaman tersebut melalui tiga pendekatan, yakni Ontologis, Epistemologis, dan Aksiologis.
Ketiga pendekatan itu, jika ditilik dari genealogisnya ternyata tidak jauh dari kajian filsafat sosial, di mana Teori Ibnu Khaldun yang terkenal yaitu "Taba'i' al-Umran", menjadi starting poin dari diskursus tersebut. Jikalau memang disertasi itu dapat dipertahankan di depan para penguji, saya rasa sangat layak untuk dijadikan salah satu referensi utama dalam kajian sosiologi agama di Indonesia. Alasannya di mana pada era post-modern yang semakin kompleks ini, kajian agama tidak lagi dimonopoli oleh dogma-dogma teologis semata yang dalam catatan sejarah seringkali menimbulkan konflik antar sektarian.
Ada aspek lain yang tidak kalah penting dari sekedar memperdebatkan aspek teologis yang saya sebut di atas, yaitu kemanusiaan, perdamaian, dan stabilitas keamanan. Itulah yang menurut saya sebagai salah satu langkah dalam memahami Ahlusunnah wal Jamaah melalui paradigma baru (new paradigm). Wallahu a'lam bis shawab.
Jakarta, 27 Desember 2015.
Muhammad Khoiron
No comments:
Post a Comment