Munculnya Reaksi PGGJ Terkait Pembangunan Mesjid di Wamena Jayawijaya Papua karena Kesalahpaham
Papua.Santrinews-net. Pernyataan sikap yang dikeluarkan oleh Persekutuan Gereja Gereja Jayawijaya (PGGJ) terkait pembangunan Masijid Baiturahman, Wamena, Kabupaten Jayawijaya muncul karena adanya kesalahpahaman.
Kesalahpahaman tersebut menurut Kapolda Papua, Irjen Pol. Drs. Paulus Waterpauw terjadi lantaran adanya isu yang merebak ke masyarakat terkait pembangunan Masjid Raya Baiturrahaman tersebut.
“Jadi ada isu atau informasi keliru yang merebak di masyarakat terkait pembangunan Masjid Raya Baiturrahman yang mengakibatkan munculnya reaksi dari pihak Persekutuan Gereja Gereja di Jayawijaya (PGGJ) dan pihak Forum Komunikasi Muslim Pegunungan Tengah Papua,’’ jelas Paulus Waterpauw saat memimpin dialog antara Forkopimda Provinsi Papua dan Kabupaten Jayawijaya,Persaekutuan Gereja Gereja di Jayawijaya (PGGJ) Forum Komunikasi Muslim Pegunungan Tengah Papua, tokoh adat dan tokoh masyarakat Kabupaten Jayawijaya di aula Rastra Samara Polda Papua, Selasa (1/2).
Kapolda Paulus Waterpauw mengatakan, persoalan ini telah diklarifikasi dan pada kesempatan pertama akan diselesaikan dengan difasilitasi dan di mediasi oleh Pemkab Jayawijaya pada kamis (3/3) besok.
Waterpauw juga menambahkan bahwa PGGJ maupun Forum Komunikai Muslim Pegunungan Tengah Papua tidak akan saling melakukan penuntutan secara hokum dan secara sukarela mencabut pernyataan sikap masing masing.
“Jika dikemudian hari ada pihak pihak yang secara pribadi atau kelompok melanggar pernyataan ini, maka akan diproses secara hokum guna mempertanggung jawabkan perbuatanya,’’ tegasnya.
Sementara itu bupati jayawijaya .John Wempi Wetipo, SH,MM,yang juga hadir dalam pertemuan di Mapolda Papua mengakui adanya pernyataan yang di sampaikan oleh PGGJ pada tanggal 24 Februari 2016.
Saat pernyataan itu di sampaikan, Bupati Wetipo mengatakn akan memberikan jawaban satu minggu kemudian. Ia menegaskan bahwa kebijakan yang akan di ambil tidak akan merugikan satu pihak. Keputusan yang akan di sampaikan ini merupakan keputusan yang dapat diterima oleh kedua belah pihak.
“Masalahnya ini terjadi karena ada SMS yang beredar untuk mengacaukan suasana kedamaian di Papua. Jadi indikasinya seperti itu yang saya lihat. Saya tidak menuduh tapi saya menilai ada kelompok lain yang ingin memanasi kerukunan umat beragama di Papua.Namun saya ingin menyampaikan bahwa hidup dalam keberagamaan itu indah,’’ tegasnya.
Bupti Watipo mengatakan, pihaknya tidak meminta kepolisian untuk menyelidiki ini tetapi pemerintah ingin menyelesaikan masalah ini secara menyeluruh dan tidak boleh muncul di waktu waktu yang akan datang.
‘’Kemarin saya dengar isu ini dari Kalimantan Tengah, dimana mempertanyakan sikap dari saudara kita dari Muslim yang ada di Wamena itu meledak sampai disana.Saya juga heran, surat itu di tunjukan ke Bupati Jayawijaya tapi Bupati belum terima , orang lain yang terima lebih dulu ini kan aneh,’’ sesalnya.
Di tempat yang sama Sekertaris FKUB Jayawijaya, Pdt. Alex Mauri menyampaikian bahwa FKUB Jayawijaya bersama Persekutuan Gereja Gereja Jayawijaya bersama MUI akan mengambil langkah kongkrit agar kerukunan hidup beragama di kabupaten Jayawijaya yang telah terjaga selama ini bisa terus di pertahankan.
“Jadi lewat forum ini,kami akan menyampaikan kepada masyarakat bahwa segala sesuatu kita selesaikan dengan jalan komunikasi dengan baik dan dialog sehigga tidak terjadi saling curiga. Ini yang kita harapkan untuk membangun Papua sebagai tanah damai,’’ tuturnya.
Senada dengan itu ketua PCNU Kota Jayapura Ustd Kahar Yalipelememberikan apresiasi kepada Kapolda Papua yang dengan cepat menyikapi dan menyelesaikanmasalah ini tidak melebar.
“Harapan kami Papua tetap aman dan damai, baik itu dari dalam dan dari luar,’’pungkasnya.
Sumber Cendrawasih pos
Red-Aw
No comments:
Post a Comment