Media, Politik, dan Popularitas

Bagi masyarakat modern, terutama mereka yang berdomisili di kota-kota besar, kebutuhan akan informasi menempati rangking teratas di samping kebutuhan-kebutuhan primer lainnya. Hal ini membuktikan bahwa masyarakat kita dewasa ini sudah mulai cerdas dalam membaca berbagai macam isu, terlebih yang berkenaan dengan situasi politik, ekonomi, sosial, budaya, dan beberapa isu internasional yang terjadi di beberapa belahan dunia. Bermula dari semakin kondusifnya dinamika perpolitikan di Indonesia dari waktu ke waktu, membuat negara ini menjadi sorotan dunia Internasional karena dinilai berhasil dalam mengawal demokarasi ke arah yang lebih baik.

Sekalipun pasca tumbangnya Orde Baru dan lahirnya reformasi, Indonesia berada pada situasi yang tidak menguntungkan. Namun hal ini tidaklah berlangsung lama, walaupun harus diakui, transisi politik yang terjadi belasan tahun yang lalu melahirkan banyak konflik di berbagai daerah, sehingga proses demokrasi yang menjadi ruh dalam kehidupan berbangsa dan bernegara kurang berjalan sebagaimana mestinya.

Akan tetapi hal tersebut tidaklah menjadi alasan, mengingat banyaknya desakan dari beberapa tokoh nasional saat itu untuk mengadakan perhelatan akbar, sebagai pengejewantahan dari nilai-nilai demokrasi itu sendiri, yaitu pemilihan presiden secara langsung oleh rakyat. Dalam perjalanannya, pemilihan presiden secara langsung ini berlangsung aman dan kondusif, yang kemudian diikuti oleh pemilihan kepala daerah secara langsung. Maka, atas prestasi inilah untuk kesekian kalinya mata dunia kembali menyorot, bahwa Indonesia adalah negara yang konsekuen terhadap sistem demokrasi.

Sebagai bentuk proses transisi politik dari orde baru ke reformasi, adalah lahirnya kebebasan pers yang dulu pernah dikebiri pada saat Orde Baru berkuasa. Sempitnya ruang gerak pers dan media saat itu dalam menyoroti kegiatan pemerintah, menimbulkan dampak yang sangat serius. Rakyat tidak mengetahui secara pasti, mau dibawa kemana Negara ini, dan apa yang telah diperbuat oleh para elit, baik di pemerintahan daerah, terlebih di pemerintahan pusat. Oleh karena itu dengan lahirnya reformasi, maka semakin membuka ruang gerak bagi media untuk menyorot kegiatan kepemerintahan.

Saat ini kebebasan pers di Indonesia boleh dibilang bagus, kegiatan kejurnalistikan dalam membuat berita dan informasi tidak lagi dikekang. Tentu hal ini sangat kita harapkan, mengingat kebutuhan informasi sudah tidak menjadi kebutuhan skunder lagi, sehingga akses informasi kapan dan di manapun bisa dilakukan dan dinikmati oleh siapa saja dari segenap lapisan. Pada pilpres 2014 yang lalu misalnya, peran dan tanggung pers semakin besar dalam mengawal perpolitikan di Indonesia. Lahirnya beberapa media informasi secara online menjadikan pesta demokrasi terasa berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Kampanye yang dulu umumnya dilakukan di suatu daerah dengan model yang masih dibilang konservantif dan konvensional, kini kegiatan tersebut bisa dilakukan di beberapa media sosial, tanpa harus mengeluarkan biaya dan menyita waktu yang banyak.

Namun lambat laun, kegiatan kampanye yang dilakukan di beberapa media sosial tidak lagi berjalan kondusif, hal itu terjadi karena munculnya praktik Balack Campign atau kampanye hitam yang dilakukan oleh beberapa oknum. Tak ayal, jika hal ini kemudian menjadi cikal bakal lahirnya Cyber War atau perang media antar beberapa kubu yang sedang bersaing dalam memperebutkan kekuasan politik. Belum lagi kasus yang saat ini hangat diperbincangkan, terkait konflik antara KPK dengan POLRI, sejatinya masyarakat benar-benar bisa dan memahami apa yang terjadi tanpa harus menyerang satu kubu dan membela kubu yang lain, maka kita tentu berharap peran pers dan media bisa menjadi salah satu komponen dalam menjaga stabilitas perpolitikan di Indonesia, mengingat opini masyarakat terlebih tentang politik dibentuk oleh informasi yang akurat dan terpercaya.

Dalam dunia Intertainment pun demikian, di mana saat ini masyarakat Indonesia disihir oleh penampilan para kontestan dangdut dalam D’Academy 2, yang mana pada D’Academy 1 sukses membawa nama Lesty dari Cianjur sebagai bagian dari deretan para penyanyi dangdut di belantika musik Indonesia. Pada ajang ke dua ini, nama Irwan menurut sebagian masyarakat Madura dianggap sebagai pahlawan yang mengharumkan nama pulau dan suku Madura terlebih Kabupaten Sumenep di ranah musik dangdut. Sebelumnya nama Irwan asing di telinga masyarakat, namun lambat laun, popularitasnya bak selebritis kondang yang menghiasi jagad hiburan tanah air.

Kemudian timbul pertanyaan, dari mana orang-orang mengenal Irwan? Apakah yang bersangkutan bertemu langsung dengan sosok yang dielu-elukannya itu? Jawabannya tentu tidak! Hampir bisa dipastikan, mereka mengenalnya lewat media, baik itu media online, cetak, televisi, akun sosial, dan lain sebagainya. Dari paparan ini, jelas bahwa media mampu mendongkrak elektabilitas seseorang dan menghancurkannya.

Kembali pada permasalahn politik, mengutip pendapat McCargo yang juga dikutip oleh Ambang Priyonggo dalam makalahnya yang berjudul “Merevisi Peran Politik Pers Indonesia di Era Demokrasi Baru”, bahwasanya pers dan media mempunyai beberapa peran penting dalam mengawal perpolitikan di suatu negara. Di antara peran-peran tersebut adalah, (1) Agen Stabilitas, (2) Agen Penghambat dan, (3) Agen Perubahan. Dari konsep yang digagas oleh McCargo tersebut, sejatinya kegiatan dalam membuat informasi yang dilakukan oleh pers dan media informasi lainnya dalam mengawal perpolitikan di Indonesia hendaknya benar-benar fair tanpa ditopang oleh kepentingan-kepentingan kelompok maupun kubu tertentu.

Gampangnya, tiga agensi yang disebutkan di atas harus diadopsi secara bersamaan, sehingga peran pers dan media sebagai pembantu pemerintah dalam proses Nation Building, pengawasan dalam struktur politik, dan perubahan politik dalam situasi kritis berjalan secara dinamis, sehingga informasi yang sampai kepada masyarakat benar-benar bisa dipertanggungjawabkan. Semoga!

Mohammad Khoiron
Twitter: @MohKhoiron
Wakil Ketua IPNU DKI Jakarta.

Artikel ini pernah dipublikasi oleh kompasiana

No comments:

Post a Comment

Pages